Krisis Air Bersih di Makasar Melanda Permukiman Warga dan Rumah Sakit

Editor: Dian author photo
Ilustrasi kekeringan.

Makassar - Krisis air bersih di Makassar, Sulawesi Selatan, bukan hanya melanda permukiman warga. Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Wahidin Sudirohusodo juga merasakan hal yang sama.

Krisis air bersih di lokasi tersebut dirasakan pengelola rumah sakit sejak sepekan terakhir.

Humas RSUP Wahidin Sudirohusodo, Aulia Yamin menuturkan kebutuhan air bersih di rumah sakit tersebut sekitar 700 meter per kubik setiap hari dalam kondisi normal.

"Dari enam titik sumur bor dan air yang dihasilkan hanya sekitar 200 per kubik per hari. Jadi memang ada kebutuhan-kebutuhan tertentu yang tidak bisa dicukupi," kata Aulia, Rabu (26/10).

Akibat krisis pasokan air tersebut, pihak manajemen rumah sakit harus membagi jadwal untuk memastikan aliran air mengalir di seluruh ruangan pasien sebanyak 300 kamar.

Rumah sakit pun memprioritaskan beberapa ruangan untuk dialiri air bersih, termasuk kamar operasi, ruang cuci darah, ruang sterilisasi alat, laundry, ruang gizi dan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Ada beberapa ruangan yang diprioritaskan, seperti Hemodialisa dan kamar operasi dan ruang sterilisasi. Ada pembagian di setiap jamnya, masing-masing waktu airnya dialirkan," tuturnya.

Sampai saat ini, pihak rumah sakit belum mengetahui kapan krisis air bersih berlangsung, walaupun Makassar dan sekitarnya telah diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Sementara salah satu keluarga pasien, Popi mengatakan untuk mendapatkan air bersih dirinya harus menadah air pada malam hari untuk keperluan ketika tidak mengalir.

"Kita siasati, kalau subuh mengisi botol-botol kosong," kata Popi. (Red)

Share:
Komentar

Berita Terkini