Pimpinan Ponpes Mazillah Darusallam 'Buya M Dahrul Yusuf' Pertanyakan Realisasi Kampanye Dana Abadi Pondok Pesantren

Editor: Redaksi1 author photo
MEDAN - Ribuan massa ormas Mazillah dan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Mazillah Darusallam yang merupakan pendukung fanatik saat kampanye calon presiden dan wakil presiden Nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menagih janji Dana Abadi Pesantren untuk mengembangkan kompetensi para santri jika menang di Pilpres 2024. 

Hal ini dikatakan oleh Pimpinan Ponpes Mazillah Darusallam, Buya M Dahrul Yusuf di kediamannya di Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang. Ia berharap Dana Abadi Pondok Pesantren segera dijalankan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pesantren. 

"Sebenarnya perlu diketahui bahwa pondok pesantren Mazillah dan ormas Mazillah salah satu pondok pesantren di Sumut yang siap pasang badan untuk memenangkan pak Prabowo Gibran. Tidak ada satupun ponpes di Sumut, terkecuali Ponpes Mazillah yg siap pasang badan. Kita ikhlas tidak meminta apa pun, tidak minta jabatan di pemerintahan, cuma kami memohon pada bapak Wapres yang pernah viral akan mengadakan DANA ABADI PESANTREN itulah yang kami harapkan dan kami juga mengharapkan kepada bapak presiden yang pernah berjanji kampanye makan gratis, anak kita ini sekitar 100 orang perlu kita kasih makan, mohonlah tim pak presiden dan wapres datangilah, kami bukan membangkit, kami hanya memohon, kami ikhlas, saya membantu pak," ujarnya kepada wartawan, Senin (23/12/2024). 

Terlebih lagi, saat ini kondisi Ponpes Mazillah Darusallam memprihatinkan. Dimana asrama putra/i dan perumahan guru belum layak huni sehingga membutuhkan bantuannya. Ponpes Mazillah Darusallam merupakan Pondok Pesantren 70 persen menampung anak yatim piatu sehingga menggratiskan kepada santri-santri tersebut.  

"Alhamdulillah Ponpes Mazillah Darussalam yang berkedudukan di Desa Sampali kecamatan Percut Seituan kabupaten DS, bahwa ponpes kita serba gratis, uang pendaftaran gratis, SPP gratis uang asrama gratis, listrik, air gratis dan uang makan pun sebagian gratis. Kemudian kondisi pesantren kita beginilah keadaannya. Di zaman sekarang tahun 2024 begini keadaannya. Kami butuh bantuan uluran tangan orang2 kaya, kami perlu asrama putra, asrama putri kemudian masjid dan perumahan guru," kata Buya Dahrul. 

Buya Dahrul menjelaskan bahwa santri Ponpes Mazillah Darusallam dan Ormas Mazillah dibawah kepemimpinannya telah berjuang keras untuk memenangkan presiden terpilih Prabowo-Gibran. 

"Kita 3 bulan keliling Sumut, 1 hari itu siang kita 3 kali deklarasi malam 3 kali. Artinya 1 hari 6 kali kita deklarasi (ada di YouTube). Dan terakhir sebelum Minggu tenang saya kumpulkan hampir 20 Ribu massa, ketika itu pak Prabowo tidak hadir, pak Wapres tidak hadir beliau ada acara, jadi kita tidak masalah yang penting niat saya untuk memenangkan pak Prabowo Gibran hampir 20 Ribu. Boleh ditanya kepada aparat pemerintahan dan Polri mereka tahu kegiatan kita," terangnya. 

Buya Dahrul menjelaskan bahwa ia sudah 5 tahun lalu berjanji akan bergerilya membantu Presiden terpilih, Prabowo Subianto untuk memimpin Indonesia. 

"Jadi itulah yang kita sumbangsihkan, tapi kita tidak gabung dengan TKD, karena ada istilah Telor Mata Sapi, yang punya telor ayam yang punya nama sapi. Pasukan saya, jamaah saya yang banyak tapi yang punya nama TKD makanya saya tidak gabung di GOR Pancing. Saya buat sendiri disini. Hampir 20 Ribu massa," bebernya. 

Ia juga meminta maaf jika ada perkataan yang salah dalam menyampaikan rasa hatinya melalui berita ini. Dan ia menegaskan siap pasang badan untuk tetap membantu kepemimpinan Presiden Prabowo-Gibran. 

"Kemudian minta izin minta maaf pak Presiden kalau ini salah, saya siap jika ditangkap. Jadi untuk menyampaikan rasa hati saya ini, saya pakai ini pak Presiden, Pak Wapres. Saya mohon maaf. Salah satu manusia di Indonesia ini yang berani potong leher itu saya pak. Seminggu sebelum hari tenang saya bilang di grup, potong leher saya kalo pak Prabowo Gibran kalah. Kemudian pak, ijin mohon maaf seribu kali maaf saya dibilang ustadz kafir, munafik pengkhianat, apalagi ustadz entah apa-apa saja. Tapi itu saya tahankan, tidak apa-apa. Biar kata orang seperti itu, yang penting bukan Allah yang mengatakan itu," ucapnya mengakhiri. 

Sebelumnya, Dana abadi pesantren menjadi salah satu program unggulan yang dicanangkan Capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka. Mereka berjanji akan menjalankan program tersebut jika terpilih nanti. (Rom)
Share:
Komentar

Berita Terkini