MEDAN - Budianto Sitepu (42) tewas, seorang tahanan Satreskrim Polrestabes Medan tewas di dalam sel setelah terlibat kericuhan dengan oknum perwira, Ipda ID di, Sei Semayang, Deliserdang. Korban diketahui tewas dengan luka lebam disekujur tubuhnya.
Istri korban, Dumaria Simangunsong mengatakan bahwa saat di RS Bhayangkara ia melihat kondisi jenazah suaminya penuh dengan luka lebam.
“Kondisinya tadi muka lebam-lebam. Saya lihat waktu jenazah suami saya lewat saat dibawa ke kamar jenazah,” ujar Dumaria dengan suara bergetar saat ditemui di depan kamar Jenazah RS Bhayangkara Medan, Kamis (26/12).
Dumaria mengatakan sebelum ditangkap, suaminya (Budianto) yang keseharian bekerja sebagai toke botot sempat terlibat cekcok dengan seorang oknum polisi berinisial ID. Oknum tersebut diduga tengah mengantarkan parcel ke rumah mertuanya di Desa Sei Semayang pada malam kejadian.
“Kejam sekali polisi sama suamiku. Suamiku bukan pembunuh, bukan teroris. Kenapa bisa diperlakukan seperti ini?” ucap Dumaria sambil menangis histeris.
Keluarga Budianto berencana menempuh jalur hukum untuk mencari keadilan atas kematian pria 42 tahun tersebut. Meski masih dalam proses, Dumaria menegaskan tekadnya untuk mengusut kasus ini.
“Saya dan keluarga akan mencari keadilan. Kami tidak akan tinggal diam,” tambahnya.
Dumaria juga mengungkapkan bahwa dua teman suaminya yang turut ditangkap bersama Budianto, yakni Dedi Pasaribu dan Girin, masih mendekam di sel tahanan. Ia menjelaskan bahwa Girin tidak mengetahui persoalan yang memicu penangkapan.
“Si Girin itu sebenarnya jaga malam di tempat kami. Dia tidak tahu apa-apa, hanya kebetulan dibonceng atau membonceng suami saya malam itu,” ungkap Dumaria.
Hingga saat ini, Polrestabes Medan belum memberikan keterangan terkait penyebab kematian Budianto. (Red)